Sabtu, 09 Maret 2013

REFLEKSI (Forum Tanya Jawab 64 : Burung di Pagi Hari, Jengkerik di Sore Hari)



Dunia pagi dan dunia sore layaknya seperti dua sisi mata uang yang sulit untuk dipisahkan. Antara dunia pagi dan dunia sore selalu memiliki sekat yang berbeda. Memiliki pembawaan yang berbeda,baik dari segi suasana hingga masalahnya. Dunia sore diibaratkan sebagai pendidikan tradisional sedangkan dunia pagi di ibaratkan sebagai pendidikan inovatif. Kicauan antara burung di pagi hari dan suara jangkrik di sore hari tentu berbeda. Jika kita disuruh mendengar tentu kita akan memilih mendengarkan kicauan burung di pagi hari bukan? Itu lebih mengasyikan. Seperti itukah gambaran pendidikan di indonesia jika kita disuruh memilih kita tentu akan memilih pendidikan yang inovatif yang memberikan kebebasan siswa untuk mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Membiarkan siswa untuk berekplorasi untuk menemukan sesuatu yang baru. Siswa diberi keleluasaan menentukan sendiri pembelajaran seperti apa yang diinginkan dan peran guru hanya sebagai fasilitator.
Untuk mengubah dunia sore menjadi dunia pagi merupakan masalah pelik yang sulit untuk dirubah. Dunia pagi dan dunia sore memiliki pradigma masing-masing yang sulit untuk dirubah. Memiliki masalah dan pertanyaan yang berbeda. Sering kita terjebak oleh dunia sore yang menawarkan keindahanya yaitu senja. Ketika kita terjebak pada senja rasanya kita enggan untuk meninggalkan nya. Lantas yang menjadi masalah saat ini apakah kita akan tetap berdiam dan terpaku pada senja? Dan enggan untuk menuju dunia pagi. Antara dunia pagi dan dunia sore selalu menawarkan berbagai keindahanya masing-masing. Namun sejatinya segala sesuatunya pasti akan mengalami perubahan. Entah itu kapan kita tidak dapat menentukannya. Karena semuanya sudah sunatullah. Seperti yang dikatakan artikel diatas bahwa "bukankah perpindahan Sore menuju Pagi itu juga sebuah Kelaziman yaitu Sunatullah?". Tapi apakah jika perubahan itu sunatullah, maka kita akan membiarkan diri kita berubah dengan sendirinya sesuai dengan takdir Allah? Seperti pepatah ”semua akan indah pada waktunya”. Atau kita dengan secara sadar akan berubah diri kita? BERUBAH atau DIUBAH. Suguhan manis yang selalu ditawarkan. Jika kita tidak mau untuk berubah maka orang lain yang sudah berubah yang mengubah diri kita. Tentu itu pilihan yang cukup membuat kegalauan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar