Sabtu, 09 Maret 2013

REFLEKSI (Elegi Guru Menggapai Perubahan)


Segala sesuatu  itu tak ada yang instan. Segala sesuatu itu perlu proses. Seperti halnya dengan perubahan, memerlukan proses. Harus dilakukan step by step, tidak bisa dilakukan secara instant. Perubahan itu sunatullah dan tidak bisa dipaksakan. Segala sesuatu yang ada didunia ini tentunya akan mengalami perubahan, baik positif dan negative. Semua itu tergantung pada diri individu masing-masing. Perubahan itu harus didasari dengan kemauan diri sendiri. Kemudian niat, alasan melakukan perubahan, pemahaman tentang perubahan, membiasakan diri dengan perubahan yang dilakukan, dan yang terakhir kita harus selalu bercermin pada diri kita sendiri sebagai gambaran untuk menuju kearah yang lebih baik.
Konteks perubahan itu tidak hanya sebatas pada diri individu. Dalam dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaranpun perlu dilakukan perubahan. Karena perubahan merupakan sebuah sistem maka hal pertama yang dapat kita lakukan yaitu melakukan kerja sama dengan orang lain. Dalam melakukan kerjasa sama kita harus selalu bersikap jujur dan terbuka terhadap patner kita. Dengan jujur dan terbuka semuanya akan menjadi mudah. Tidak ada ketimpangan persepsi antara keduanya yang dapat menimbulkan perpecahan. Selanjutnya dalam melakukan perubahan guru harus mempunyai arah, mimiliki nilai positif, dan tentunya dapat bermanfaat untuk dunia dan akhirat. Apalah arti sebuah perubahan jika perubahan tersebut tidak bermanfaat bagi orang lain, karena sebaik-baiknya umat jika dia bermanfaat bagi orang lain. Menerapkan metode lesson study pada pembelajaran merupakan salah satu cara inovatif yang perlu dikembangkan. Hal tersebut sudah sepentasnya menjadi contoh untuk melakukan inovasi pembelajaran yang lebih inovatif. Perlu di ingat juga bahwa untuk menuju kedalam pembelajaran  yang inovatif diperlukan faktor-faktor pendukung sperti visi dan misi. Visi dan misi ini harus jelas, ibarat sebuah kehidupan visi dan misi itu ibarat sebuah nafas. Jadi jika nafas berhenti semua kehidupan akan terhenti juga. Mungkin seperti itu lah filosofinya. Satu hal lagi yang perlu diingat bahwa perubahan itu membutuhkan waktu yang cukup lama, kita bukan TUHAN yang cukup hanya mengatakan ”kun fayakun” maka semua akan berubah dengan sendirinya. Karena sejatinya perubahan itu hanya milik TUHAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar