Sesungguhnya kesempurnaan
itu hanya milik ALLAH. Manusia di
ciptakan ALLAH tak ada yang sempurna. Manusia di ciptakan ALLAH dengan berbagai
karakteristik , berbagai kemampuan, berbagai kelebihan, dan berbagai potensi
yang semuanya tidak sama. Semua manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Sehingga antara manusia
satu dengan manusia lainnya saling melengkapi, saling berbagi, dan saling
melengkapi. Timbulnya suatu masalah itu disebabkan karena kita mempunyai sudut
pandang dan perseps yang salah terhadap suatu hal. Misalnya 1+1= 2 itu memang
benar, akan tetapi pernyataan tersebut bisa salah karena adanya pemahaman yang
berbeda. Oleh karena itu untuk menghadapi suatu permasalahan kita harus bisa
membaca konteksnya.
Jumat, 10 Mei 2013
REFLEKSI (Mathematics and Language 12)
Salah satu komponen penting
yang digunakan dlam komunikasi adalah bahasa. Dengan bahasa kita dapat
berinteraksi dengan orang-orang yang berada di sekitar kita. Komunikasi yang
baik adalah pada saat kita menggunakan bahasa yang baik yaitu tidak menyinggung
perasaan orang lain atau mengandung sara. Dalam melakukan komunikasi dengan
siswa, guru juga harus menggunakan bahasa yang baik. Karena bahasa yang baik dapat
menunjang berhasilnya suatu proses pembelajaran. Pemahaman siswa akan bertambah
baik apabila guru menggunakan bahasa yang baik dalam berkomunikasi. Komunikasi antar guru dan siswa dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak lansung.
REFLEKSI (METAPHYSICS)
Setelah membaca artikel ditas dapat disimpulkan
bahwa kant membagi metafisika menjadi 4
yaitu: 1. Ontologi; 2. Rasional Fisiologi; 3. Rasional kosmologi, dan 4.
Teologi rasional. Kant menyatakan bahwa aturan pemahaman tidak hanya benar
secara apriori, tetapi sumber dari semua kebenaran, yaitu sesuai dengan kognisi
kita dengan benda-benda yang ada di muka bumi ini. Kant menyimpulkan bahwa Yang
Mahatinggi adalah suatu cita-cita belaka, meskipun sempurna satu-konsepsi yang
menyempurnakan dan mahkota sistem kognisi manusia, tetapi realitas obyektif
yang dapat dibuktikan atau tidak dibantah oleh Alasan murni, dan jika cacat ini
pernah diberikan oleh teologi moral, teologi transendental bermasalah yang
telah mendahului, akan telah setidaknya berguna sebagai menunjukkan kebutuhan
mental yang ada untuk konsepsi, dengan penentuan lengkap itu yang telah
dilengkapi, dan pengujian tanpa henti kesimpulan dari alasan sering ditipu oleh
akal, dan tidak selalu selaras dengan ide-ide sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)