Hingga saat ini beberapa guru bahkan kebanyakan dari
mereka masih menggunakan metode yang sama dalam mengajar. Mereka belum memahami
benar apa peran guru yang sesungguhnya. Mereka berpikir dengan menyampaikan
ilmu secara terus menerus kepada siswa tanpa memperhatikan kemampuan serta
potensi yang dimiliki siswa akan membuat siswa menjadi paham akan materi yang
guru sampaikan. Padahal tanpa mereka sadari justru cara tersebut membuat siswa
menjadi tidak mengerti dengan apa yang disampaikan. Keluhuhan yang disampaikan
siswa dalam artikel tersebut tidak berbeda jauh dengan apa yang saya rasakan
beberapa tahun yang lalu bahkan sampai detik ini. Beberapa guru masih
menggunakan cara tersebut. Guru tidak berperan sebagai fasilitator akan tetapi
sebagai dictator. Kebanyakan Guru masih
menggunakan metode tradisional dalam mengajar yaitu ceramah. Seharusnya guru
dapat menyajikan materi dalam bentuk kemasan yang menarik dan inovatif dan melakukan
inovasi metode pembelajaran untuk siswa. Agar siswa lebih tertarik terhadap
materi yang disampaikan. Guru juga jangan terlalu menuntut dan menekan siswa
untuk menuruti semua kehendak yang guru inginkan. Siswa bukan suatu obyek yang
bisa dieksploitasi secara terus-menerus. Siswa seharusnya diberi kebebasaan
untuk menembangkan potensi dan bakat yang dimiliki. Dan bukan dijadikan obyek akan
tetapi dijadikan sebuah subyek ketika proses pembelajaran berlangsung,
dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran tersebut agar siswa lebih mengerti,
memahami, menjiwai, mengingat dengan apa yang mereka lakukan. Jangan terlalu
menuntut bahwa setiap siswa akan memiliki hasil yang sama dalam setiap akhir
proses pembelajaran karena kemampuan, pola pikir setiap siswa berbeda. Oleh karena
itu guru dituntut untuk adil dan tidak pilih kasih terhadap siswa sehingga tidak
terjadi kesenjangan antar siswa. Guru juga harus mengubah pradigma yang lama
menjadi yang baru dan lebih fleksibel terhadap perkembangan jaman.
Selama
guru masih mengajar dengan cara tradisional
maka selama itu pula siswa merasa tertekan dan tidak bisa mengembangkan
segala potensi yang dimilikinya. Selain itu siswa akan cenderung tumbuh menjadi
siswa yang pasif. Untuk menjadi guru yang inovatif diperlukan perubahan yang
mendasar baik dari segi pola, pradigma, metode, pengetahuan, niat, doa, hingga
sikap. Di mulai dari will (semangat
dan doa) dan attitude (bergaul dengan
orang yang sama). Kemudian akan menjadi guru yang inovatif yang mennghasilkan
peserta didik yang memiliki skill,
knowledge, dan experiment. Bagaimana
cara merubah metode pembelajaran yang tradisional
(ceramah) menjadi metode yang inovatif
untuk siswa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar