Dalam artikel
diatas disebutkan bahwa intuisi matematika akan muncul setelah tahap olah
pengalaman (experience) matematika. Jadi, biarlah siswa mengeksplorasi segala apa
yang dimilikinya melalui lingkungan sekitar. Guna mempertajam intuisi seorang
siswa. Sekarang
ini intuisi seorang siswa mulai memprihatinkan. Banyak siswa yang mulai kehilangan
intuisinya. Ini dikarenakan kebanyakan sekolah hanya mengedepankan aspek
kognitif saja tanpa memikirkan untuk mengembangkan aspek lain yang lebih
penting. Sekolah-sekolah pada umumnya hanya mengedepankan hasil akhirnya saja
tanpa memikirkan prosesnya. Bukankah proses
pembelajaran itu lebih penting di banding dengan hasil akhir. Memang tidak bisa
dipungkiri saat ini nilai merupakan sesuatu yang diagung-agungkan. Mereka menganggap
dengan nilai yang tinggi seseorang bisa dikatakan cerdas. Padahal seseorang
yang dikatakan cerdas apabila dapat menyeimbangkan antara aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Pradigma seperti
inilah yang harus dirubah dan tinggalkan.
Intuisi itu lahir karena adanya pengalaman (experince). Oleh karena itu pengembangan keterampilan (psikomotorik) siswa dirasa lebih penting
dibanding dengan aspek kognitif. Selain
itu aspek afektif tidak kalah penting dengan aspek psikomotorik maupun kognitif. Ketiga apek tersebut harus digabungkan untuk saling
bersinergi dalam menghasilkan kecerdasan intuisi. Jadi, guru jangan terlalu
menekankan pada aspek kognitif saja
dalam proses pembelajaran, akan tetapi juga lebih menekankan pada keterampilan
dan pengalaman. Jika guru tidak ingin siswanya kehilangan intuisinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar